SEJARAH DESA KEDUNGBETIK, KESAMBEN JOMBANG



Desa Kedungbetik, salah satu dari 14 desa di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, menyimpan sejarah yang menarik. Berdiri sejak akhir abad ke-18, desa ini didirikan oleh Mbah Karsi bersama kerabatnya, Mbah Gemblok dan Mbah Giman, yang membuka hutan belantara untuk dijadikan permukiman. Nama "Kedungbetik" berasal dari sebuah sungai di desa ini, yang memiliki kubangan besar (kedung) tempat ikan Betik hidup. Sejarah ini diwariskan secara lisan oleh sesepuh desa dan terus menjadi identitas yang membanggakan bagi masyarakat Kedungbetik.

Luas Desa Kedungbetik mencapai 463,126 hektar dan terbagi menjadi tujuh dusun, yaitu Kedungbetik, Ngemprak, Kedungmacan, Dero, Kandangsapi, Kalanganyar, dan Sidowengku. Lokasi geografisnya yang strategis, berada di jalur alternatif Mojokerto-Jombang, menjadikan desa ini sebagai penghubung antara wilayah-wilayah lain. Desa ini berbatasan dengan Desa Jatiduwur di utara, Desa Tengaran di selatan, Desa Jombatan di timur, dan Desa Pojokkulon di barat.

Secara demografis, Desa Kedungbetik memiliki populasi sebanyak 6.224 jiwa, yang terdiri dari 3.164 laki-laki dan 3.060 perempuan, dengan 2.020 kepala keluarga. Mayoritas penduduk desa ini memeluk agama Islam, sementara sebagian kecil lainnya beragama Kristen. Tingkat pendidikan masyarakat bervariasi, dari yang tidak tamat sekolah hingga sarjana, dengan total 760 orang yang masih buta huruf. Rendahnya tingkat pendidikan ini menjadi tantangan besar yang harus diatasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia desa.

Ekonomi Desa Kedungbetik didominasi oleh sektor pertanian. Sebagian besar warga berprofesi sebagai petani, sementara sisanya bekerja sebagai pedagang, buruh tani, sopir, pegawai swasta, hingga PNS. Desa ini juga memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, didukung oleh sektor peternakan yang mencakup ayam, kambing, dan sapi. Meskipun demikian, tantangan seperti kurangnya lapangan pekerjaan dan tingginya angka pengangguran tetap menjadi perhatian.

Kondisi sosial masyarakat Desa Kedungbetik ditopang oleh berbagai organisasi dan kegiatan, seperti remaja masjid, karang taruna, PKK, dan kelompok arisan. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana berkumpul, tetapi juga media penting untuk menyampaikan informasi pembangunan desa kepada masyarakat. Di bidang infrastruktur, Desa Kedungbetik memiliki fasilitas pendidikan yang cukup lengkap, termasuk lima unit TK, satu SD, dan beberapa lembaga pendidikan agama seperti TPA/TPQ. Fasilitas kesehatan juga tersedia, dengan keberadaan polindes, posyandu, dan layanan kesehatan lansia.

Dalam aspek pemerintahan, Desa Kedungbetik dikelola oleh perangkat desa yang terdiri dari kepala desa, sekretaris desa, beberapa kepala seksi, kepala urusan, dan kepala dusun. Desa ini juga memiliki sembilan rukun warga (RW) dan 38 rukun tetangga (RT). Pemerintah desa bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk menyelenggarakan pemerintahan yang berbasis partisipasi masyarakat, sesuai dengan semangat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Dengan sejarah panjang, kekayaan alam, serta potensi sosial dan budaya yang dimiliki, Desa Kedungbetik terus berupaya mewujudkan visi menjadi desa mandiri dan sejahtera. Keberadaan fasilitas, dukungan masyarakat, dan semangat gotong royong menjadi fondasi utama dalam pembangunan yang berkelanjutan. Desa ini tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat kehidupan yang terus berkembang untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KESENIAN PENCAK SILAT DUSUN DERO DESA KEDUNGBETIK JOMBANG